Minggu, 12 Januari 2020

Masalah Sampah Plastik di laut Indonesia


Sampah plastik merupakan permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Penggunaan produk plastik ini secara tidak ramah lingkungan menyebabkan berbagai masalah lingkungan hidup yang serius. Sampah plastik juga tidak hanya menjadi masalah diperkotaan, namun juga dilautan. Dampak negatif sampah plastik ini tidak hanya merusak kesehatan manusia saja tetapi bisa membunuh berbagai hewan yang dilindungi dan juga merusak lingkungan secara sistematis. Jika tidak dikelola serius, pencemaran sampah jenis ini akan sangat berbahaya bagi kelanjutan planet bumi.

Pencemaran Plastik di Dunia

Kota-kota di dunia menghasilkan sampah plastik hingga 1,3 miliar ton setiap tahun. Menurut perkiraan Bank Dunia, jumlah sampah plastik akan bertambah 2,2 miliar ton pada tahun 2025. Selama lebih dari 50 tahun, produksi dan konsumsi plastik global terus meningkat. Diperkirakan 299 juta ton plastik diproduksi pada 2013. ini menghasilkan masalah lingkungan hidup yang sangat serius bagi kita.

Produk plastik di seluruh dunia telah berkembang sebagai bahan yang tahan lama. Terutama berbasis minyak bumi. Plastik secara bertahap menggantikan bahan-bahan seperti kaca dan logam.saat ini, rata-rata orang Eropa Barat dan Amerika Utara menggunakan sekitar 100 kilogram plastik setiap tahun. Sedangkan masyarakat Asia menggunakan sekitar 20 kilogram per orang. Namun, angka ini diperkirakan akan tumbuh pesat seiring dengan perkembangan ekonomi Asia.

Plastik di lautan

Selain itu, Sekitar 10 hingga 20 juta ton sampah plastik mencemari lautan ini setiap tahunnya. Sebuah studi baru memperkirakan bahwa sekitar 5 trilyun partikel plastik dengan berat total 268.940 ton mengambang di lautan sekarang. Sampah plastik menghasilkan kerugian sekitar 13 miliar dollar setiap tahun, mulai dari kerusakan ekosistem laut hingga wisata alam. Hewan seperti burung laut, paus, lumba-lumba mati akibat memakan atau terjerat oleh sampah plastik.


Plastik di Indonesia


Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% wilayahnya adalah lautan. Namun sayangnya, indonesia juga merupakan negara menyumbang sampah plastik di lautan terbesar kedua setelah China yaitu 0,48-1,29 juta metrik ton dari 4,8-12,7 juta metrik ton per tahun sampah plastik yang dibuang di lautan dunia. Krisis ekosistem laut saat ini memang sangat krusial dan sedang ramai diperbincangkan. Krisis ekosistem laut yang disebabkan oleh plastik benar-benar mendesak. Fakta dari para peneliti mengatakan bahwa pada tahun 2050 jumlah sampah plastik di lautan akan lebih banyak daripada jumlah ikan di dalam lautan. Ini adalah kerusakan yang besar, kita merusak ekosistem laut.

Marine Conservation Socie atau MSC, salah satu pegiat lingkungan mendeskripsikan seberapa besar dampak sampah plastik terhadap kerusakan ekosistem laut dan pengaruhnya pada peradaban manusia. 86% permukaan karang akan rusak jika terkena sampah plastik. Satwa laut yang besar tidak bisa membedakan antara sampah plastik dan makanan. Maka resikonya mereka akan terperangkap, tercekik oleh sampah plastik tersebut. penyu tidak bisa membedakan antara tas plastik dengan ubur-ubur. ketika mereka mengkonsumsinya itu dapat memblokir sisitem pencernaan dalam tubuh mereka dan hal-hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada satwa laut.

Ketika sampah plastik mulai terurai menjadi keping-keping mikro, ikan-ikan juga tidak dapat membedakan keping-keping mikro yang amat kecil tersebut dengan makanan mereka dan ketika kepingan mikro limbah plastik tersebut termakan oleh ikan-ikan sudah pasti akan mempengaruhi sistem pencernaan mereka dan lebih panjang lagi efeknya adalah ketika ikan-ikan tersebut kita konsumsi maka otomatis kandungan-kandungan keping mikro plastik dalam perut ikan juga akan masuk kedalam perut kita.

Kerusakan ekosistem laut sudah berada di titik krisis. Jika kita tidak merubah pola aktivitas kita yang serba plastik ini sama saja kita mempercepat proses pengurangan oksigen, meningkatkan pembunuhan biota laut, dan merusak sistem pencernaan biota laut dan akhirnya kembali pada kerugian diri kita sendiri. Perubahan dapat kita lakukan melalui hal-hal kecil. Mulai dari berhenti menggunakan kantong plastik saat belanja, mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai dan beralih pada barang-barang reusable. Cukup mulai mengurangi penggunaan sedotan dan beralih pada stainless straw, mengurangi bertambahnya sampah botol plastik sekali pakai dengan membawa boto minum sendiri, dan sebagainya. Kesadaran akan lingkungan adalah demi masa depan kita sendiri.

Minggu, 27 Oktober 2019

Dampak Globalisasi Membuat Remaja Menyukai Kpop



Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keaneka ragaman budaya yang terdapat diseluruh penjuru Nusantara.Walaupun memiliki beraneka ragam kebudayaan,hal tersebut tidak menjadikan Indonesia terpecah belah namun tetap menjadi satu dalam semboya Bhinneka Tunggal Ika.Bahkan,kita sebagai rakyat Indonesia harus berbangga diri karena memiliki bermacam kebudayaan yang menjadikan Negara kita kaya akan budaya asli daerah.

Karena perkembangan zaman dan dampak dari globalisasi,kebudayaan asing pun mulai memasuki negara Indonesia.Bahkan kebudayaan asing tersebut mampu bersaing dengan kebudayaan Indonesia hingga sedikit menggeser posisi kebudayaan lokal.Salah satu kebudayaan asing yang sempat merajai negara kita adalah kebudayaan dari Korea Selatan.Masuknya budaya dari negeri Gingseng ini ke Indonesia, terjadi sejak sekitar tahun 2002.Tepatnya,dari pengenalan drama “Winter Sonata” yang ditayangkan di stasiun tv Indonesia.


Begitu pula dengan perkembangan budaya luar negeri,kita mudah mengetahui budaya yangada di belahan dunia.Bukan hanya budaya,musik pun ikut berkembang pesat dengan adanya globalisasi,kita bisa mengetahui musik-musik yang ada di luar Indonesia.Misalnya dengan adanya musik yang berbahasa Inggris,Korea,Thailand dan sebagainya.

Siapa yang tidak mengenal Super Junior,Blackpink,EXO,TXT dan BIGBANG? Sudah tentu semua orang mengenalnya,terutama dikalangan remaja.Tapi,karena kehadiran dari Kpop Idol yang mulai menjalar dan merajai dunia musik di kawasan Asia,remaja Indonesia akan cenderung lebih memilih dan menyukai Kpop Idol dari kebudayaan negeri Gingseng itu daripada memilih kebudayaan negara dalam negeri.Dan sebagian dari remaja remaja itu yang masih berpredikat sebagai pelajar.


Banyak sekali kalangan remaja Indonesia yang menggilai musik yang berbahasa Korea,bukan hanya musiknya saja tetapi budaya dan bahasanya remaja Indonesia pun juga sebisa mungkin untuk mempelajari dan terkadang mereka juga menggunakan bahasa Korea dalam kehidupan sehari-harinya.Contohhnya seperti Annyeong-haseyo yang berarti hai, kamsahammnida yang berarti terima kasih dan lain sebagainya. 

Bukan hanya musiknya saja yang sudah populer di kalangan masyarakat, drama Korea pun ikut melejit di kalangan masyarakat.Sekarang ini, banyak remaja yang kurang berminat dengan film dari Indonesia, mereka lebih menggilai film, drama-drama Korea.Penyebaran budaya populer ini tidak lepas dari media massa seperti Televisi, Handphone,dan lain sebagainya.


K-pop sangat populer di Indonesia mulai dari tahun 2011 hingga saat ini.Banyak artis Korea yang datang ke Indonesia untuk mengadakan konser.Untuk harga tiketnya sendiri tidak tanggung-tanggung bisa mencapai jutaan,meskipun begitu banyak sekali kalangan remaja yang merelakan uang jajannya untuk membeli tiket konser demi bertemu dengan idolanya. 



Alasan mereka menggilai adanya K-pop ialah karena personil dari grup musik tersebut cantik-cantik,dan ganteng-ganteng.Bukan itu saja, mereka (personil grup musik) menggunakan tarian dalam menyanyi sebagai daya tariknya.

Kini budaya-budaya asing seperti halnya k-pop sudah mencuat dan berbaur di masyarakat saat ini,yang nyata nya sekarang telah buming yang namanya demam Korea.Mulai dari style,budaya bahasa,makanan bahkan tata cara perlakuannya pun kini banyak sekali ditiru oleh kalangan anak muda seperti zaman sekarang ini.


Tentu ini sangat memprihatinkan,bagaimana tidak,reamaja yang seharusnya menjadi penerus bangsa tidak mencintai apa yang ada dalam negeri sendiri.Mereka lebih mencintai produk yang dari luar Indonesia.Dan lebih baiknya lagi,kalau kita tetap melestarikan kebudayaan dalam negeri daripada kebudayaan luar negeri (seperti meng-cover lagu atau dancenya).

Masuknya budaya K-pop yang membuat para remaja tergila-gila dan tentu memiliki dampak terhadap generasi muda ini.Sudah menjadi hak tersendiri bagi seseorang untuk mencintai dan mengidolakan siapa saja,namun remaja tahun ini terlalu berlebihan dan fanatik sehingga memunculkan sikap yang berlebihan.Dan hal tersebut memicu adanya dampak positif dan negatif bagi para K-popers (sebutan bagi fans K-pop).

Bukan berarti kita tidak boleh menyukai budaya asing seperti kebudayaan Korea,tapi alangkah baiknya kalau kita bisa menyelektif dan mengetahui latar belakang dari Idola yang kita kagumi.Dan lebih baiknya lagi,kalau kita tetap melestarikan kebudayaan dalam negeri  daripada kebudayaan luar negeri.


Masalah Sampah Plastik di laut Indonesia

Sampah plastik merupakan permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Penggunaan produk plastik ini secara...